Intan Dwi Hardiyati

       Intan Dwi Hardiyati, itu adalah nama lengkap saya. Seorang mahasiswa tahun ke dua program studi Manajemen Produksi Media. Yang mana bagi saya program studi ini bukanlah pilihan awal saya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, program studi ini mengantarkan saya pada kesenangan baru yang tidak jauh dari kasenangan lama saya yaitu dalam bidang seni rupa.       Melalui program studi MPM ini saya lebih mengenal dunia media, yang tentunya dekat dengan hal-hal baru bagi saya seperti fotografi, videografi, grafis, menulis, dan output media kreatif lain. Pada tahun kedua saya pada program studi MPM ini, apa yang menjadi kesenangan saya akan dikembangkan berdasarkan teori “ikigai”. Sehingga karir kedepan saya lebih terarah dan menjelaninya dengan penuh kebahagiaan dan keikhlasan.        Bagi saya membuat konten sebuah foto, grafis, maupun video merupakan bagian dari seni. Karenan memenag diawal saya menyukai seni, membuat ...

     Dalam mencari arti hidup yang sejati, konsep ikigai telah menjadi topik yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Berasal dari budaya Jepang, ikigai mengacu pada "alasan untuk hidup" atau "tujuan hidup yang bermakna." Menemukan ikigai dapat membantu seseorang merasa puas dan bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu ikigai, mengapa penting, dan bagaimana menentukan ikigai dalam hidup kita. I. Pengertian Ikigai Ikigai adalah konsep yang menggabungkan empat elemen penting dalam hidup seseorang, yaitu: Passion (Hasrat): Aktivitas yang kita nikmati dan memberikan kita kepuasan pribadi. Mission (Misi): Cara kita berkontribusi untuk membantu dunia atau orang lain. Vocation (Pekerjaan): Keahlian atau profesion yang kita kuasai. Profession (Profesi): Apa yang kita dapatkan sebagai penghasilan atau mata pencaharian. II. Pentingnya Menemukan Ikigai Menemukan ikigai penting karena: Memberikan tujuan hidup ya...

  Badan kecil juga kurus dan sedikit membungkuk itu tetap berjaga. Kulit yang sudah keriput ditambah gigi yang kini tak lengkap, menjadi bukti bahwa dia sudah tidak lagi muda. Dengan tubuh tua itu, ia gunakan untuk bergerak, berjalan langkah demi langkah, untuk ia bisa kumpulkan pundi-pundi rupiah.                 Di bawah payung besar berwarna merah yang tersambung sekaligus dengan meja juga tiang penyangga, ia berlindung di bawahnya. Melindungi tubuh rentannya itu dari teriknya sinar mentari juga rintiknya butiran air hujan yang menerpanya setiap hari. Hanya sebatas kursi yang nampak sedikit reyot sebagai penyangga tubuh tuanya itu dikala lelah. Juga sebuah telepon genggam seadanya, sebagai sumber suara lagu kuno yang terputar untuk menghilangkan rasa bosan dikala menunggu keluar dan masuknya kendaraan.                 Sosok tua itu B...