UJIAN TENGAH SEMESTER DASAR PENULIASAN MULTIMEDIA

 UJIAN TENGAH SEMSETER 1

 

NAMA

:

INTAN DWI HARDIYATI

NPM

:

210104210033

KELAS

:

A

SEMESTER

:

1

PROGRAM STUDI

:

MANAJEMEN PRODUKSI MEDIA

MATA KULIAH

:

DASAR PENULISAN MULTIMEDIA

 

A. STRAIGH NEWS


Keraton Yogyakarta Masih Tutup Pementasan, Sampai Kapan?


Minggu, 7 November 2021


Yogyakarta-  Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat telah kembali dibuka untuk umum, setelah ditutup sementara diawal pandemi Covid-19, namun masih belum melakukan pementasan, baik pertunjukan gamelan maupun pementasan tari tradisional, untuk menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi kerumunan.

 

Bangsal Sri Manganti

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat terapkan protokol kesehatan selama buka dimasa pandemi Covid-19 ini. Karena penerapan protokol kesehatan ini, dari pihak pengelola tidak mengadakan pertunjukan gamelan maupun penampilan tarian tradisional yang biasanya diadakan di Bangsal Sri Manganti, tempat pertunjukan seni karawitan gamelan dan tarian di Keraton Yogyakarta. Wagito, selaku Abdi Dalem mengatakan bahwa kemungkinan akan diadakan kembali pertunjukan tahun depan.

 

“ Hampir sudah dua tahun disini tidak dilakukan pertunjukan peruntukan gamelan dan pentas tarian, padahal dahulu sebelum covid itu tiap hari gamelan dibunyikan dan dihari Sabtu dan Minggu dari jam10 pagi sampai jam 12 siang ada pertunjukan tari-tarian. Mungkin tahun depan sudah bisa ada pertunjukan kembali, namun juga menyesuaikan keadaan.” Ungkap Wagito, sekalu Abdi Dalem yang mengantar pengunjung berkeliling keraton.(6/11)


Selain itu Wagito juga mengatakan selama pandemi ini juga pengunjung masih sepi. Selama didalam keraton pun, pengunjung dibagi kedalam kelompok kelompok kecil. Dalam satu kelompok terdiri dari  lima sampai enam orang dengan satu orang pemandu. Padahal dulu sebelum pandemic satu rombongan bis, satu pemandu. Selain itu, masing masing kelompok harus saling menjaga jarak dan sebelum masuk keraton para pengunjung diwajibkan cuci tangan terlebih dahulu, dan memakai masker selama di dalam keraton.


Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berlokasi di Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Selama pandemi buka mlai pukul 08.30 sampai pukul 14.00 WIB. Namun untuk loket hanya buka sampai pukul 13.00 WIB.

 

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mulai dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada 9 Oktober 1755, dan resmi ditempati oleh sultan pada 7 Oktober 1956. Berdirinya keraton bermula dari terbaginya Kerajaan Mataram Islam pada 1755 setelah Perjanjian Giyanti. Dari perjanjian tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Nagari Ngayogyakarta untuk Sri Sultan Hamengkubuwono I dan Nagari Kasultanan Surakarta diserahkan kepada Pakubuwono III.


B. FEATURE

Sultan Yogjakarta Pada Masa Kemerdekaan, Sri Sultan Hamengkubuwana IX

sumber gambar: http://dpad.jogjaprov.go.id/article/news/vieww/grm-dorodjatoen-hamengku-buwono-ix-1500

oleh: Intan Dwi Hardiyati

Sri Sultan Hamengkubuwana IX atau Gusti Raden Mas Dorodjatun, merupakan Sultan Kesembilan yang duduk di kasultanan pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Beliau yang mengeluarkan maklumat Bersama Paku Alam VIII, bahwa Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Indonesia. Sri Sultan HB IX menunjukan dukungannya pada Repulik Indoenonesia diawal kemerdekaan salah satunya dari segi finansial. Selama pemerintahan Republik Indoneisa berada di Yogyakarta segala urusan pendanaan diambil dari kas keraton. Menurut Sri sultan HB IX hal ini merupakan bagian dari perjuangan. Sri Sultan HB IX mendapatkan gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasa beliau kepada Negara Kesatuan Repulik Indoensia.

 


          Sri Sultan Hamengkubuwana IX lahir dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun pada 12 April 1912, anak ke Sembilan dari Sri Sultan Hamengkubuwana ke VIII dan istri kelimanya Permaisuri Raden Ajeng Kustilah. Meskipun lahir dari keluarga keraton masa kecil GRM Dorodjatun dihabiskan diluar keraton Bersama keluarga Mulder, kepala Sekolah Neutrale Hollands Javanesche Jongen School. Pasangan Belanda yang diamanahi Sri Sultan HB VIII untuk mendidik GRM Dorodjatun seperti layaknya rakyat biasa. GRM Dorodjatun mulai ikut Bersama keluarga Mulder saat berusia empat tahun.

          Setelah mendapat perintah dari ayahnya untuk tinggal terpisah dari keraton, dan itu keluarga Mulder Dorodjatun kecil menangis keras dan terus memeluk salah satu tiang di keraton sebelum dipisahkan. Di keluarga Mulder GRM Dorodjatun diberi nama panggilan Bernama Henki, yang diambil dari nama Pengeran Hendrik dari Belanda. Nama Henkie terus digunakan GRM Dorodjatun Ketika bersekolah dan kuliah di Belanda.

mainan mobil-mobilan sewaktu sultan kecil

          GRM saat kecil bersekolah di taman kanak-kanak Frobel School yang ada di Yogyakarta. Keudian lanjut ke  Eerste Europe Lagere School B, kemudian ke Europese Lagere School. Dan melanjutkan ke Hogere Burgerschool, sebelum diperintahkan sekolah di Belanda oleh ayahnya Bersama beberapa saudara lainnya.

          Saat menyelesaikan tesisnya di Belanda, GRM Dorodjatun di panggil ayahnya untuk pulang ke Yogyakarta bersama saudaranya yang lain. Karena belum menyelesaikan tesisnya, GRM Dorodjatun samapi akhir kayatnya tidak mendapatkan gelar apapun dari universitas karena belum menggikuti wisuda. Kemudian saat setelah sampai di Batavia saat ingin menghadiri acara keluarga di Istana Gubernur Jendral Hindia Belanda, pada malam harinya ayah GRM Dorodjatun, atau Sri Sultan HB VIII menyematkan keris Kyai Jaka Piturun. Dimana keris ini merupakan keris yang biasa diwariskan kepada putra penguasa yang akan menjadi putra mahkota. Dari peristiwa tersebut menandakan, Dorojatun merupakan pewaris tahta Kesultanan Yogyakarta selanjutnya. Selang beberapa hari saat perjalanan pulang dari Batavia menuju Yogyakarta ayah GRM Dorojatun, Sri Sultan HB VIII mangkat.

          Pada saat akan penobatan sebagai raja, seperti sebelum-sebelumnya para calon raja harus menandatangani kesepakatan dengan Belanda. Dimana dalam perundingan tersebut GRM Dorodjatun tidak setuju mengenai beberapa hal. Yang pertama GRM Dorodjtun tidak setuju jabatan patih merangkap pengawai colonial. Yang kedua, beliau tidak setuju dewan penasehatnya ditentukan Belanda. Dan yang ketiga, beliau menolak pasukan keraton mendapat perintah langsung dari Belanda. Selama empat bulan dari perundingan tersebut tidak menghasilkan apaun, hingga tiba-tiba saja GRM Dorordjatun mau menandatangani perjanjian, setelah mendapat wisik (bisikan) dari almarhum ayahnya yang mendatanginya dalam mimpi. “ Sudahlah Nak, tandatangani saja. Belanda akan pergi dari bumi sini.” Kata ayah GRM Dorodjatun dalam mimpinya.

          Penobatan GRM Dprprjatun sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana IX oleh Gubernur Lucien Adam pada tanggal 18 Maren 1940, sesuai dengan tanggal berlakunya kontrak politik dengan Pemerintah Belanda. Upacara ini dihadiri oleh Sri Paku Alam, KGPAA Mangkunegara, serta dua pangeran dari solo. Hadir juga H.J van Mook, Gubernur Semarang, dan Gubernur Solo, serta beberapa pejabat senior Belanda.

          Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Kesultanan Yogyakarta merupakan kerajaan pertama yang bergabung dengan Republik Indoensia, tepatnya pada 20 Agustus 1945. Sri Sultan HB IX mengirimkan lewat telegram menegaskan bahwa Yogyakarta “ sanggup berdiri di belakang pimpinan” yang juga diikuti oleh Sri Paku Alam VIII. Selain itu diawal kemerdekaan saat kas negara sedang kosong Sultan Hamengkubawana IX menyumbangkan kekayaannya sekitar 6.000.000 Gulden. Harta yang sultan sumbangkan digunkan untuk menjamin agar roda pemerintahan RI tetap berjalan, baik untuk membiayayai pemerintahan, kebutuhan para pemimpin dan para pegawai pemerintah lainnya, juga untuk biaya akomondasi delegasi-delegasi yang dikirim ke luar negeri. Sri Sultan Hamengkubuwana menganggap hal itu merupakan bentuk dari perjuangan. Bahkan beliau memberi amanat kepada para penerusnya untuk tidak mengitung-hitung apa lagi meminta kembali harta keraton yang diberikan kepada Republik Indonesia.

          Setelah Agresi Militer Belanda ke-2, saat para petinggi negara diculik dan diasingkan ke Pulau Bangka, namun Sri Sultan tidak ikut karena kedudukanya yang istimewa. Sultan juga menolak ajakan Belanda untuk bekerjasama, untuk itu sultan membuat surat terbuka yang dalm surat tersebut Sultan “meletakan jabatan” yang bertujuan agar masalah keamanan di Yogjakarta menjadi beban tentara Belanda.



          Di lingkungan keraton Sultan juga memberikan tempat perlindungan dagi TNI RI. Juga secara diam-diam Sultan meminta persetujuan Panglima Besar Sudirman untuk melaksanakan serangan umum terhadap Belanda. Serangan itu pun berhasil dan Yogja dapat dikuasai selama enam jam. Kemudian adanya Perundingan Roem-Royen, pasukan Belanda harus ditarik dari Yogyakarta. Pada tanggal 27 Desember 1949, Sri Sultan HB IX mendapat kepercayaan untuk menerima penyerahan kedaulatan dari Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada pemerintah RIS.

          Banyak jawabatan pemerintahan yang pernah diduduki Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Beliau pernah menjadi Mentri Pertahanan Indoensia ke-3, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1, Wakil Perdana Mentri Indonesia ke-5, Mentri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia ke-1, menjadi Wakil Presiden Indonesia ke-2, dalam dunia kepramukaan Beliau juga menjadi Ketua Kwartil Nasional ke-1 dan dinobatkan sebagai Bapak Pandu Indonesia.





          Takhanya sibuk dalam dunia pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana juga mempunyai sumbangsih, baik dari bidang seni, Pendidikan, maupun lainnya. Dalam bidang seni peninggalan beliau adalah Tari Golek Menak, Tari Bedhaya Sapta, Tari Bedhaya Manten, Tari Bedhaya Arya Penangsang dan Tari Bedhaya Damarwulan. Dibidang Pendidikan Sultan mendukung penuh berdirinya Universitas Gajah Mada. Sultan menyediakan sebidang tanah di Bulak Sumur untuk dibangun Gedung utama. Selain itu peninggalan Sri Sultan yang paling monumental dan manfaatnya masih dirasakan hingga sekarang adalah Selokan Mataram. Saluran air yang menghubungkan Sungai Progo dengan Kali Opak yang membelah Yogyakarta dari Barat ke Timur. 

          Sri Sultan Hamengkubuwana mangkat pada usia 48 tahun.  Beliau menginggal pada saat sedang di Amerika Serikat, tepatnya pada Minggu malam 2 Oktober 1988 di George Washington University Medical Center, karena terkena serangan jantung. Belau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogjakarta. 

Perjalanan Sri Sultan Hamengkubuwana ke pemakaman

Komentar