UJIAN TENGAH SEMESTER DASAR PENULIASAN MULTIMEDIA
UJIAN TENGAH SEMSETER 1
|
NAMA |
: |
INTAN
DWI HARDIYATI |
|
NPM |
: |
210104210033 |
|
KELAS |
: |
A |
|
SEMESTER |
: |
1 |
|
PROGRAM
STUDI |
: |
MANAJEMEN
PRODUKSI MEDIA |
|
MATA
KULIAH |
: |
DASAR
PENULISAN MULTIMEDIA |
A. STRAIGH NEWS
Keraton Yogyakarta Masih Tutup Pementasan, Sampai Kapan?
Yogyakarta- Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat telah
kembali dibuka untuk umum, setelah ditutup sementara diawal pandemi Covid-19, namun masih belum melakukan pementasan, baik pertunjukan gamelan maupun pementasan
tari tradisional, untuk menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi
kerumunan.
| Bangsal Sri Manganti |
Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat terapkan protokol kesehatan selama buka dimasa pandemi Covid-19
ini. Karena penerapan protokol kesehatan ini, dari pihak pengelola tidak
mengadakan pertunjukan gamelan maupun penampilan tarian tradisional yang
biasanya diadakan di Bangsal Sri Manganti, tempat pertunjukan seni karawitan
gamelan dan tarian di Keraton Yogyakarta. Wagito, selaku Abdi Dalem
mengatakan bahwa kemungkinan akan diadakan kembali pertunjukan tahun depan.
“ Hampir sudah dua tahun disini tidak dilakukan pertunjukan peruntukan gamelan dan pentas tarian, padahal dahulu sebelum covid itu tiap hari gamelan dibunyikan dan dihari Sabtu dan Minggu dari jam10 pagi sampai jam 12 siang ada pertunjukan tari-tarian. Mungkin tahun depan sudah bisa ada pertunjukan kembali, namun juga menyesuaikan keadaan.” Ungkap Wagito, sekalu Abdi Dalem yang mengantar pengunjung berkeliling keraton.(6/11)
Selain itu Wagito juga
mengatakan selama pandemi ini juga pengunjung masih sepi. Selama didalam
keraton pun, pengunjung dibagi kedalam kelompok kelompok kecil. Dalam satu
kelompok terdiri dari lima sampai enam
orang dengan satu orang pemandu. Padahal dulu sebelum pandemic satu rombongan
bis, satu pemandu. Selain itu, masing masing kelompok harus saling menjaga
jarak dan sebelum masuk keraton para pengunjung diwajibkan cuci tangan terlebih
dahulu, dan memakai masker selama di dalam keraton.
Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat berlokasi di Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta. Selama pandemi
buka mlai pukul 08.30 sampai pukul 14.00 WIB. Namun untuk loket hanya buka
sampai pukul 13.00 WIB.
Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat mulai dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada 9 Oktober 1755,
dan resmi ditempati oleh sultan pada 7 Oktober 1956. Berdirinya keraton bermula
dari terbaginya Kerajaan Mataram Islam pada 1755 setelah Perjanjian Giyanti.
Dari perjanjian tersebut, Kesultanan Mataram dibagi menjadi dua kekuasaan,
yaitu Nagari Ngayogyakarta untuk Sri Sultan Hamengkubuwono I dan Nagari
Kasultanan Surakarta diserahkan kepada Pakubuwono III.
B. FEATURE
Sultan Yogjakarta Pada Masa Kemerdekaan, Sri Sultan Hamengkubuwana IX
| sumber gambar: http://dpad.jogjaprov.go.id/article/news/vieww/grm-dorodjatoen-hamengku-buwono-ix-1500 |
Sri
Sultan Hamengkubuwana IX atau Gusti Raden Mas Dorodjatun, merupakan Sultan
Kesembilan yang duduk di kasultanan pada masa awal kemerdekaan Indonesia.
Beliau yang mengeluarkan maklumat Bersama Paku Alam VIII, bahwa Yogyakarta
adalah bagian dari wilayah Indonesia. Sri Sultan HB IX menunjukan dukungannya
pada Repulik Indoenonesia diawal kemerdekaan salah satunya dari segi finansial.
Selama pemerintahan Republik Indoneisa berada di Yogyakarta segala urusan
pendanaan diambil dari kas keraton. Menurut Sri sultan HB IX hal ini merupakan
bagian dari perjuangan. Sri Sultan HB IX mendapatkan gelar Pahlawan Nasional
atas jasa-jasa beliau kepada Negara Kesatuan Repulik Indoensia.
Sri Sultan Hamengkubuwana IX lahir dengan nama Gusti Raden
Mas Dorodjatun pada 12 April 1912, anak ke Sembilan dari Sri Sultan
Hamengkubuwana ke VIII dan istri kelimanya Permaisuri Raden Ajeng Kustilah.
Meskipun lahir dari keluarga keraton masa kecil GRM Dorodjatun dihabiskan
diluar keraton Bersama keluarga Mulder, kepala Sekolah Neutrale Hollands
Javanesche Jongen School. Pasangan Belanda yang diamanahi Sri Sultan HB
VIII untuk mendidik GRM Dorodjatun seperti layaknya rakyat biasa. GRM
Dorodjatun mulai ikut Bersama keluarga Mulder saat berusia empat tahun.
Setelah mendapat perintah dari ayahnya untuk tinggal
terpisah dari keraton, dan itu keluarga Mulder Dorodjatun kecil menangis keras
dan terus memeluk salah satu tiang di keraton sebelum dipisahkan. Di keluarga
Mulder GRM Dorodjatun diberi nama panggilan Bernama Henki, yang diambil dari
nama Pengeran Hendrik dari Belanda. Nama Henkie terus digunakan GRM Dorodjatun
Ketika bersekolah dan kuliah di Belanda.
| mainan mobil-mobilan sewaktu sultan kecil |
GRM saat kecil bersekolah di taman kanak-kanak Frobel
School yang ada di Yogyakarta. Keudian lanjut ke Eerste Europe Lagere School B, kemudian ke
Europese Lagere School. Dan melanjutkan ke Hogere Burgerschool,
sebelum diperintahkan sekolah di Belanda oleh ayahnya Bersama beberapa saudara
lainnya.
Saat menyelesaikan tesisnya di Belanda, GRM Dorodjatun di
panggil ayahnya untuk pulang ke Yogyakarta bersama saudaranya yang lain. Karena
belum menyelesaikan tesisnya, GRM Dorodjatun samapi akhir kayatnya tidak
mendapatkan gelar apapun dari universitas karena belum menggikuti wisuda. Kemudian
saat setelah sampai di Batavia saat ingin menghadiri acara keluarga di Istana
Gubernur Jendral Hindia Belanda, pada malam harinya ayah GRM Dorodjatun, atau
Sri Sultan HB VIII menyematkan keris Kyai Jaka Piturun. Dimana keris ini
merupakan keris yang biasa diwariskan kepada putra penguasa yang akan menjadi
putra mahkota. Dari peristiwa tersebut menandakan, Dorojatun merupakan pewaris
tahta Kesultanan Yogyakarta selanjutnya. Selang beberapa hari saat perjalanan
pulang dari Batavia menuju Yogyakarta ayah GRM Dorojatun, Sri Sultan HB VIII
mangkat.
Pada saat akan penobatan sebagai raja, seperti sebelum-sebelumnya
para calon raja harus menandatangani kesepakatan dengan Belanda. Dimana dalam
perundingan tersebut GRM Dorodjatun tidak setuju mengenai beberapa hal. Yang pertama
GRM Dorodjtun tidak setuju jabatan patih merangkap pengawai colonial. Yang kedua,
beliau tidak setuju dewan penasehatnya ditentukan Belanda. Dan yang ketiga,
beliau menolak pasukan keraton mendapat perintah langsung dari Belanda. Selama
empat bulan dari perundingan tersebut tidak menghasilkan apaun, hingga tiba-tiba
saja GRM Dorordjatun mau menandatangani perjanjian, setelah mendapat wisik
(bisikan) dari almarhum ayahnya yang mendatanginya dalam mimpi. “ Sudahlah Nak,
tandatangani saja. Belanda akan pergi dari bumi sini.” Kata ayah GRM Dorodjatun
dalam mimpinya.
Penobatan GRM Dprprjatun sebagai Sri Sultan Hamengkubuwana
IX oleh Gubernur Lucien Adam pada tanggal 18 Maren 1940, sesuai dengan tanggal
berlakunya kontrak politik dengan Pemerintah Belanda. Upacara ini dihadiri oleh
Sri Paku Alam, KGPAA Mangkunegara, serta dua pangeran dari solo. Hadir juga H.J
van Mook, Gubernur Semarang, dan Gubernur Solo, serta beberapa pejabat senior
Belanda.
Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, Kesultanan Yogyakarta
merupakan kerajaan pertama yang bergabung dengan Republik Indoensia, tepatnya
pada 20 Agustus 1945. Sri Sultan HB IX mengirimkan lewat telegram menegaskan
bahwa Yogyakarta “ sanggup berdiri di belakang pimpinan” yang juga diikuti oleh
Sri Paku Alam VIII. Selain itu diawal kemerdekaan saat kas negara sedang kosong
Sultan Hamengkubawana IX menyumbangkan kekayaannya sekitar 6.000.000 Gulden. Harta
yang sultan sumbangkan digunkan untuk menjamin agar roda pemerintahan RI tetap
berjalan, baik untuk membiayayai pemerintahan, kebutuhan para pemimpin dan para
pegawai pemerintah lainnya, juga untuk biaya akomondasi delegasi-delegasi yang
dikirim ke luar negeri. Sri Sultan Hamengkubuwana menganggap hal itu merupakan
bentuk dari perjuangan. Bahkan beliau memberi amanat kepada para penerusnya
untuk tidak mengitung-hitung apa lagi meminta kembali harta keraton yang
diberikan kepada Republik Indonesia.
Setelah Agresi Militer Belanda ke-2, saat para petinggi
negara diculik dan diasingkan ke Pulau Bangka, namun Sri Sultan tidak ikut
karena kedudukanya yang istimewa. Sultan juga menolak ajakan Belanda untuk
bekerjasama, untuk itu sultan membuat surat terbuka yang dalm surat tersebut
Sultan “meletakan jabatan” yang bertujuan agar masalah keamanan di Yogjakarta
menjadi beban tentara Belanda.
Di lingkungan keraton Sultan juga memberikan tempat
perlindungan dagi TNI RI. Juga secara diam-diam Sultan meminta persetujuan
Panglima Besar Sudirman untuk melaksanakan serangan umum terhadap Belanda. Serangan
itu pun berhasil dan Yogja dapat dikuasai selama enam jam. Kemudian adanya Perundingan
Roem-Royen, pasukan Belanda harus ditarik dari Yogyakarta. Pada tanggal 27 Desember
1949, Sri Sultan HB IX mendapat kepercayaan untuk menerima penyerahan
kedaulatan dari Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada pemerintah RIS.
Banyak jawabatan pemerintahan yang pernah diduduki Sri
Sultan Hamengkubuwana IX. Beliau pernah menjadi Mentri Pertahanan Indoensia ke-3,
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-1, Wakil Perdana Mentri Indonesia ke-5,
Mentri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia ke-1, menjadi
Wakil Presiden Indonesia ke-2, dalam dunia kepramukaan Beliau juga menjadi
Ketua Kwartil Nasional ke-1 dan dinobatkan sebagai Bapak Pandu Indonesia.
Takhanya sibuk dalam dunia pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwana
juga mempunyai sumbangsih, baik dari bidang seni, Pendidikan, maupun lainnya. Dalam
bidang seni peninggalan beliau adalah Tari Golek Menak, Tari Bedhaya Sapta,
Tari Bedhaya Manten, Tari Bedhaya Arya Penangsang dan Tari Bedhaya Damarwulan.
Dibidang Pendidikan Sultan mendukung penuh berdirinya Universitas Gajah Mada. Sultan
menyediakan sebidang tanah di Bulak Sumur untuk dibangun Gedung utama. Selain itu
peninggalan Sri Sultan yang paling monumental dan manfaatnya masih dirasakan
hingga sekarang adalah Selokan Mataram. Saluran air yang menghubungkan Sungai
Progo dengan Kali Opak yang membelah Yogyakarta dari Barat ke Timur.
Sri Sultan Hamengkubuwana mangkat pada usia 48 tahun. Beliau menginggal pada saat sedang di Amerika
Serikat, tepatnya pada Minggu malam 2 Oktober 1988 di George Washington
University Medical Center, karena terkena serangan jantung. Belau dimakamkan di
pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogjakarta.
| Perjalanan Sri Sultan Hamengkubuwana ke pemakaman |
Komentar
Posting Komentar